Sabtu, 23 November 2024 – 18:42 WIB
Serang, VIVA – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Banten Bersatu mengaku prihatin dengan proses politik Pilkada di Banten yang kental dengan politisasi hukum. Para mahasiswa menilai, aparat penegak hukum, baik kepolisian maupun kejaksaan diduga kuat melakukan intimidasi dan intervensi terhadap proses demokrasi di Banten.
Sekretaris Jenderal BEM Banten Bersatu, Geri Wijaya menilai, demokrasi di Banten saat pilkada tidak sehat. Dugaan intervensi dan intimidasi dimulai dari banyaknya kepala desa yang dipanggil kepolisian dengan dalih dugaan korupsi. Kemudian tiba-tiba ramai oknum para kepala desa menyatakan dukungan terhadap pasangan calon gubernur-wakil gubernur Banten Andra Soni-Dimyati Natakusumah.
“Kami meminta agar proses hukum dilakukan dengan profesional dan transparan. Jangan sampai dimanfaatkan untuk kepentingan politisasi yang dapat mencederai demokrasi dan keadilan di Banten. Kami menyatakan keprihatinan terhadapi indikasi-indikasi yang kuat terhadap politisiasi hukum dalam pilkada serentak di Banten,” ujar Gery kepada wartawan, Sabtu 23 November 2024.
Bari berbagai pemberitaan media massa, begitu kuat dugaan politisasi penegakkan hukum oleh aparat, baik kepolisian dan kejaksaan. Bahkan akun media sosial Polda Banten, terungkap lebih banyak mempromosikan pasangan Andra-Dimyati.
“BEM Banten akan terus memantau pilkada Banten.