Sabtu, 30 November 2024 – 00:34 WIB
Medan, VIVA – Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Andika Perkasa-Hendrar Prihadi alias Hendi kalah telak dengan pasangan yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, Ahmad Luthfi-Taj Yasin.
PDI Perjuangan menuding kekalahan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, diduga karena ada keterlibatan ‘partai cokelat’, yang juga diduga diperintahkan mantan Presiden RI, Joko Widodo.
Menyikapi tudingan tersebut, Jokowi mempersilakan PDI Perjuangan untuk membuktikan dan membuat laporan ke Bawaslu Jateng.
“Itu dibuktikan saja, jangan tuduhan-tuduhan saja. Karena laporkan saja ke Bawaslu,” ucap Jokowi kepada wartawan, di Kota Medan, Jumat 29 November 2024.
Jokowi mengungkapkan bila tidak puas dengan hasil Pilkada serentak 2024, bisa melakukan gugatan melalui Mahkamah Konstitusi (MK).
“Kan ada mekanismenya atau bawa ke MK,” tutur mertua Bobby Nasution itu.
Disinggung dirinya berhasil menjebol dan mengalahkan paslon yang diusung PDIP di kandang sendiri.
Jokowi menegaskan bahwa dia tidak melakukan apapun dalam Pilkada Jateng. “Wong saya ndak ngapain-ngapain,” kata mantan Gubernur Jakarta itu. Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Bidang Bappilu Eksekutif, Deddy Yevri Sitorus, menyatakan bahwa Jateng tidak lagi menjadi kandang banteng karena calon Gubernur dari PDIP kalah di Pilgub Jawa Tengah 2024. Menurut Deddy, Jawa Tengah kini merupakan kandang bantuan sosial (bansos) dan ‘partai cokelat’ (parcok) yang mengacu pada institusi Polri.
Deddy menjelaskan bahwa meskipun PDIP berhasil mendapatkan suara dua kali lipat dari Pemilu sebelumnya, kalah di wilayah Jawa Tengah dalam Pilkada 2024. Meskipun PDIP mendapatkan 25,9% suara di Jawa Tengah pada Pemilu 2024, mereka berhasil meraih 40% suara dalam Pilkada 2024.
Deddy mengklaim bahwa kemenangan PDIP di Jawa Tengah bukan berarti kemenangan bagi paslon yang diusung dalam Pilkada 2024. Oleh karena itu, Jawa Tengah kini bukan lagi kandang banteng, melainkan kandang bansos dan parcok.