Mengapa Kompor Listrik Dapat Mengurangi Subsidi LPG 3 Kg Rp93 Triliun Per Tahun? Pendapat Wakil Ketua MPR

Mengapa Kompor Listrik Dapat Mengurangi Subsidi LPG 3 Kg Rp93 Triliun Per Tahun? Pendapat Wakil Ketua MPR

Jumat, 6 Desember 2024 – 10:20 WIB

Jakarta, VIVA – Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menilai kebijakan penggunaan kompor listrik dapat menjadi solusi strategis untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap LPG bersubsidi. Hal tersebut disampaikannya dalam rapat dengar pendapat Komisi XII DPR RI, belum lama ini.

Baca Juga :


Pimpinan MPR Eddy Soeparno Dukung Usulan Gelar Pahlawan Nasional untuk RM Margono Kakek Prabowo

Menurut Eddy, kebijakan ini tidak hanya meringankan beban anggaran negara, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. “Kebijakan alat masak listrik, saya kira itu ide yang bagus. Apalagi jika kita lihat dari sisi keekonomiannya, ini tidak memberatkan masyarakat,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers, Jumat, 6 Desember 2024.

Eddy menjelaskan bahwa subsidi impor LPG 3 kilogram saat ini mencapai sekitar Rp93 triliun per tahun. Jadi, kata dia, dengan mengganti LPG bersubsidi menggunakan kompor listrik, beban anggaran tersebut diyakini bisa ditekan secara signifikan.

“Subsidi impor LPG 3 kg saat ini mencapai sekitar Rp93 triliun per tahun. Dengan mengganti ketergantungan tersebut menggunakan kompor listrik, saya rasa ini adalah ide yang patut dihidupkan kembali,” jelas dia.

Baca Juga :


Ekonom Nilai Pemberian Subidi Energi Dalam Bentuk Produk Sudah Tak Tepat Sasaran, Ini Penjelasannya

Di kesempatan yang sama, Eddy juga menegaskan komitmennya untuk mendukung penuh kebijakan transisi energi tersebut. “Kebijakan tersebut perlu dipertimbangkan lebih lanjut, dan kami siap memberikan dukungan penuh,” kata dia.

Selain manfaat ekonomis, kompor listrik juga disebut mendukung diversifikasi energi. Dengan memanfaatkan energi listrik yang melimpah di dalam negeri, kebijakan ini diyakini dapat memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor LPG.

Tak hanya itu, Eddy menilai inisiatif ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam menurunkan emisi karbon dan mendukung keberlanjutan lingkungan. Penggunaan kompor listrik, disebut dapat membawa manfaat ekonomis seperti biaya operasional yang lebih rendah bagi masyarakat, sekaligus berkontribusi terhadap pengelolaan energi yang lebih berkelanjutan.

Artinya, transisi ke kompor listrik dinilai dapat memberikan dampak positif yang luas, tak hanya bagi masyarakat, tetapi juga negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *