Penyesalan yang Kurasakan

Penyesalan yang Kurasakan

Rabu, 20 November 2024 – 15:53 WIB

Surabaya, VIVA – Niat membela anak justru menjadi petaka. Kini, Ivan Sugianto mendekam di penjara akibat ulahnya menyuruh siswa untuk bersujud dan menggonggong karena merundung anaknya dengan sebutan puddle.

Baca Juga :


Viral Sosok Rista Junianti Wanita Bersuara Merdu Meski Derita Bibir Sumbing, Komentar Tompi Jadi Sorotan

Diketahui siswa bernama Ethan yang mengejek anak Ivan, Excel, karena potongan rambutnya yang mirip anjing pudel. Video tersebar viral di media sosial dan mendapat kecaman keras dari khalayak. Pasalnya, aksi pengusaha klub malam di daerah Surabaya itu dinilai sudah masuk ke ranah pidana tentang persekusi.

Buntutnya, Polrestabes Surabaya meringkus Ivan Sugianto di Bandara Juanda, Sidoarjo pada Kamis 14 November 2024 sekitar pukul 16.20 WIB. Ayah Excel terancam hukuman penjara 3 tahun karena telah memaksa Ethan untuk sujud dan menggonggong.

Baca Juga :


Ojol Cerita Kerasnya Cari Nafkah, Antar Makanan di Tengah Hujan Deras dan Petir Meskipun Ongkosnya Cuma Rp7.200

Setelah sepekan mendekam di balik jeruji besi, pihak keluarga menjenguk Ivan. Sayangnya, mereka tidak dapat bertatap muka sehingga Excel memutuskan untuk menulis surat untuk ayah tercinta.

Dalam kesempatan tersebut, Excel juga membacakan surat yang telah ditulisnya dengan beberapa kali berhenti menahan tangis. Namun, air mata turun membasahi pipinya saat membaca surat tersebut.

Baca Juga :


Viral! Pengemudi Mobil Geplak Pemotor yang Bermesraan, Hotman Paris Siap Pasang Badan

“Pah, hari Senin tanggal 18 November 2024, Aku mau berbicara dengan Papa tapi belum bisa jadi aku bikin surat dengan sepenuh hatiku,” ucap Excel sebelum membacakan surat untuk Papanya dikutip dari akun Instagram @lambe_turah pada Rabu, 20 November 2024.

Dalam surat tersebut, Excel menceritakan kondisi keluarga saat ini usai ditinggal Ivan. Remaja laki-laki itu juga mengungkapkan rasa rindu hingga penyesalan atas insiden yang terjadi.

Berikut isi surat dari Excel untuk Ivan Sugiarto:

Pa gimana kabare disana? Aku minta maaf ya pa. Gara- Gara aku malah papa yang kena masalah. Kalau waktu bisa diputar kembali aku pasti engga bilang ke papa sama Ka Dave kala aku dibully. Pasti Sekarang Keluarga baik-baik aja dan masih bisa berkumpul bersama.

Gara-gara aku Papa di penjara dan Papa udah engga bisa kumpul lagi sama Mama dan Excel. Bahkan sekarang yang bully satu Indonesia. Sekarang Mama sama aku takut dan malu buat keluar rumah karena kalau ketemu orang difoto-foto dan dikatain di mana-mana, dipangil anak pudel, anak pensahat.

Aku tau semua ini gara gara aku yang membuat keluarga kita hancur. Aku salah Pa, maafin ya, gara-gara Excel Papa masuk penjara dihujat sama banyak orang padahal Papa cuma membela aku. Aku harus ngapain ya Pa? Aku bingung harus ngapain lagi. Aku mau ngelakuin apapun asal Papa nggak disalahin sama orang-orang biar Papa engga dihujat lagi.

Kalau aku bisa gantiin posisinya Papa sekarang, biar aku aja yang dihujat orang-orang di sosmed. Aku lebih rela dipanggil pudel seumur hidup dari pada lihat Papa masuk penjara. Sekarang aku kehilangan sosok Papa yang selalu jaga aku dan jaga Mama, yang selalu berusaha memberikan terbaik untuk keluarga kita.

Jujur aku malu Pa, malu sama diri sendiri malu sama Papa Mama sama orang-orang juga. Aku sebagai anak bukan malah banggain orang tua tapi malah Papa masuk penjara karena membela aku. Sekarang aku bingung harus jaga Mama ya Pa karena kan sekarang Mama sendirian, aku harus kuat.

Kenapa ya aku harus melibatkan Papa.

Rasa Penyesalan Anak Terhadap Ayahnya

Aku menyesal harus menelepon Papa saat kejadian itu. Aku memutuskan untuk menelepon Papa karena aku berpikir bahwa Papa, sebagai suami dari Mamanya Ethan, sudah berada di tempat itu. Sekarang, satu-satunya hal yang bisa aku lakukan hanyalah berdoa kepada Tuhan agar Dia dapat menjaga Papa di sana dan memberikan kekuatan kepada aku dan Mama. Maaf ya, Pa.

Sekarang, aku tidak ingin melibatkan siapapun dalam masalahku lagi, Pa, demi mencegah Papa masuk penjara lagi, meskipun Excel terus dibully. Terima kasih atas kesabaranmu, Pa. Saat ini, aku harus menjaga Mama. Aku tahu bahwa Papa adalah sosok yang baik karena hanya Papa yang selalu membela aku dan memberikan yang terbaik untukku. Aku merindukan Papa, aku ingin kita, Papa, Mama, dan Excel bisa berkumpul lagi seperti dulu. Jangan lupa berdoa ya. I love you.

Papa adalah pahlawan bagi Excel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *