Prabowo Memimpin Diplomasi RI dengan Seimbang dan Berprinsip

Prabowo Sukses Bawa Investasi Rp294 Triliun Dari China ke AS

Posted on Kamis, 5 Desember 2024 – 17:32 WIB

Kunjungan Kerja Presiden Prabowo Subianto

Kunjungan kerja Presiden RI Prabowo Subianto jadi sorotan media asal Inggris, The Economist. Media Barat itu menyinggung lawatan Prabowo yang menyambangi Cina hingga Amerika Serikat (AS).

Respon Pengamat terhadap Laporan The Economist

Dalam laporannya, The Economist mengulas Prabowo ‘putus asa’ karena lawatan ke luar negeri itu menimbulkan pertanyaan tentang arah politik luar negeri Indonesia. Menurut The Economist, politik luar negeri RI di bawah Prabowo berpotensi kehilangan jati dirinya sebagai negara yang selama ini netral dan independen.

Pengamat dan Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi heran dengan laporan yang diulas The Economist.

Analisis Diplomasi Prabowo

Khairul menyebut artikel The Economist cenderung tendensius dan kurang berdasar karena menyebut diplomasi Prabowo bisa mengorbankan netralitas RI. Sebab, mengabaikan kompleksitas diplomasi yang dijalani Prabowo.

Dia menuturkan kunjungan Prabowo ke beberapa negara termasuk negara kuat seperti Cina dan AS adalah bagian upaya memperkuat posisi RI di dunia internasional.

Pandangan Luas terhadap Diplomasi Indonesia

Bagi dia, diplomasi Prabowo menunjukkan bahwa RI tetap memperjuangkan kepentingan nasionalnya. Bukan malah terjebak dalam pengaruh negara tertentu.

Khairul bilang lawatan Prabowo ke sejumlah negara dengan tujuan berbeda tak bisa disederhanakan sebagai sekadar pencarian pengakuan atau upaya untuk menyenangkan negara tertentu.

Menurut Khairul, mestinya The Economist yang merupkan media barat mestinya bisa memberikan penilaian dengan pandangan yang luas terhadap langkah politik luar negeri RI.

Dia menyebut ulasan The Economist tak memahami tujuan jangka panjang RI. “Dan, tidak memahami tujuan jangka panjang Indonesia memperkuat hubungan strategis dengan berbagai negara, tanpa mengorbankan kemandirian politik,” kata Khairul.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *