Proyeksi Penurunan Ekonomi Global hingga 2026: Bagaimana Nasib Indonesia?

Proyeksi Penurunan Ekonomi Global hingga 2026: Bagaimana Nasib Indonesia?

Senin, 2 Desember 2024 – 00:04 WIB

Jakarta, VIVA – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengungkapkan, ekonomi dunia pada 2025 dan 2026 akan meredup. Hal ini karena kembali terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.

Baca Juga :


Rapimnas Kadin Bakal Tindaklanjuti Hasil Kunjungan Luar Negeri Prabowo hingga Bahas Upaya Dongkrak Ekonomi RI Tumbuh 8 %

Perry mengatakan, terpilihnya Trump akan membawa perubahan besar terhadap kondisi geopolitik dan perekonomian dunia. Hal ini disampaikannya dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI).

“Terpilihnya kembali Presiden Trump di AS dengan kebijakan America first, dapat membawa perubahan besar pada lanskap geopolitik dan perekonomian dunia. Tarif tinggi bahkan perang dagang, ketegangan geopolitik, disrupsi rantai pasok, fragmentasi ekonomi dan keuangan. Akibatnya prospek ekonomi global akan meredup pada 2025 dan 2026,” ujar Perry Jumat, 29 November 2024.

Baca Juga :


Bea Cukai Soetta Musnahkan 289 Handphone Sitaan, Ada iPhone 16

Perry membeberkan, ketidakpastian dunia pun akan semakin tinggi, yang tercermin dari lima karakteristik. Pertama ke depan kondisi dunia berada di level slower and divergent growth. Kondisi ini menandakan pertumbuhan dunia akan menurun pada 2025 dan 2026.

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi

Baca Juga :


Harley-Davidson Terjepit Perang Dagang Trump

“Pertumbuhan dunia akan menurun pada 2025 dan 2026. Amerika membaik, Tiongkok dan Eropa akan melambat, India dan Indonesia masih cukup baik,” terangnya.

Kedua, Perry mengatakan dunia dalam keadaan reemergence of inflation pressure atau penurunan inflasi dunia akan melambat. Bahkan pada 2026 inflasi ini berisiko naik, karena adanya gangguan rantai pasok dan perang dagang.

Ketiga, higher US interest rate. Perry menilai penurunan Fed Fund Rate (FFR) akan lebih rendah, sedangkan US treasury akan naik tinggi ke 4,7 persen pada 2025 dan 5 persen di 2026.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *